Saksikan Hujan Meteor Lyrids Akan Turun Malam Ini!!

Written By Alfarqy on Friday, April 16, 2010 | 3:14:00 PM

Saksikan hujan Meteor Lyrids akan turun malam ini hingga 26 April 2010. Fenomena tahunan itu bisa disaksikan di seluruh Indonesia selepas tengah malam, jadi jangan sampai terlewatkan.

Menurut peneliti utama astronomi dan astrofisika di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, masa puncak hujan meteor terjadi pada 21-22 April. Saat itu, diperkirakan ada 10-20 meteor yang muncul setiap jam.

"Biasanya pada saat-saat tertentu terjadi lonjakan meteor, tapi tahun ini normal," katanya. "Hanya mencapai belasan meteor, tidak sampai ratusan, makanya tergolong meteor sedang," tandas Thomas. Meteor yang dinamai Lyrids ini termasuk dalam kategori meteor sedang, sehingga hanya sedikit meteor yang berpindah tempat, atau mirip seperti bintang jatuh.

Meteor Lyrids sendiri berasal dari sisa-sisa debu komet Thatcher atau yang dikenal dengan kode 1860 I, yang artinya komet tersebut ditemukan pertama kali pada tahun 1861. Dinamakan Lyrids yang berarti titik sebaran atau pancaran dari rasi Lyra.

Hujan meteor itu akan turun dekat rasi Lyra. Letaknya berada di antara horison hingga atas langit sebelah timur laut. Dengan kondisi cuaca yang mulai memasukim musim kemarau, ditandai dengan hujan yang jarang turun, kata dia, kemungkinan besar hujan meteor itu bisa disaksikan tanpa dihalangi awan selepas pukul 01.00 dinihari hingga menjelang subuh.

Hujan meteor itu bisa disaksikan dengan jelas oleh penduduk bumi di belahan utara. Di Indonesia yang berada di khatulistiwa, kata astronom dari Observatorium Bosscha Evan Irawan Akbar, kemungkinan agak sulit dilihat. "Posisinya dekat horison, mungkin agak terhalang pepohonan," katanya. Sebelum dan sesudah masa puncaknya, jumlah meteor yang jatuh diperkirakan hanya sebuah tiap jam.
ilustrasi meteor lyrids

Bagi para astronom, hujan meteor dari komet yang muncul tiap 415 tahun dekat bumi ini dianggap biasa. Hujan meteor itu berasal dari lapisan es komet yang mencair ketika orbitnya dekat dengan matahari. Partikel debu, es, dan batu yang terlepas itu terbakar di atmosfir sebelum jatuh ke bumi.

Menurut Evan, tahun ini ada 11 hujan meteor yang besar termasuk Lyrids. Setiap tahun, bumi disiram sekitar 25 ribu ton debu angkasa.

"Untuk di Jakarta, sepertinya akan sangat kecil kemungkinannya bisa melihat meteor tersebut. Kalau di daerah pinggiran kota Jakarta mungkin," ujar Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Daerah pinggir kota Jakarta yang dimaksud Thomas adalah daerah yang tidak terlalu terkontaminsai polusi cahaya, dekat dengan langit timur laut dan utara yang terbuka sehingga cukup jelas terlihat meteor-meteor tersebut berpindah tempat, mirip dengan bintang jatuh.

"Problem yang selalu terjadi untuk melihat meteor dengan jelas adalah langit yang biasanya relatif redup. Oleh karena itu dibutuhkan wilayah yang memiliki langit cerah, tidak berawan dan jauh dari polusi cahaya," ujar Thomas.

Wilayah Jakarta, lanjut Thomas, memang sangat sulit untuk dijadikan lokasi melihat meteor karena sudah banyaknya lampu-lampu penerangan. Hal inilah yang dimaksud Thomas dengan polusi cahaya.

Bahkan LAPAN pun tidak menghadirkan program khusus untuk meneliti dan mengamati meteor Lyrids ini. Selain takut mengecewakan publik karena kondisi langit yang tak menentu, Thomas juga menganggap meteor ini bisa dinikmati oleh warga dimana saja tanpa membutuhkan alat khusus.
Blog, Updated at: 3:14:00 PM

0 comments:

Post a Comment

Silahkan, ditunggu komentarnya! ^^