Tegur Polisi SMS Saat Berkendara, Malah Digebuki Polisi

Written By Alfarqy on Tuesday, August 24, 2010 | 12:30:00 AM

Tegur Polisi SMS saat berkendara, malah digebuki Polisi. Polisi ada karena mempunyai tugas untuk melindungi rakyat atau warga negara. Polisi bukan pekerjaan dan juga bukan jabatan, tapi Polisi adalah Pengabdian. Itu mungkin yang tersirat di benak saya kalau berbicara tentang Polisi.

Tapi itu hanya pemikiran saya tentang Polisi itu seharusnya. Banyak sekali oknum-oknum polisi yang keluar dari jalur yang seharusnya. Merasa lebih kuat, merasa lebih jago, merasa lebih punya hak, merasa lebih pinter dan ujung-ujungnya merasa paling benar karena merasa telah menyelamatkan Indonesia. Dan mungkin berkata "Apa yang telah kalian lakukan dan berikan untuk Indonesia?".

Tulisan ini dibuat bukan untuk memprovokasi, tapi hanya sebagai kaca pribadi bagi semua orang khususnya oknum yang terkait dan yang merasa dirinya. Seperti apakah keadilan yang sesungguhnya? Dan bagaimanakah seharusnya orang yang mengabdikan dirinya untuk rakyat Indonesia?!

Sedikit melihat cerminan bagaimana para pelindung rakyat kita mengabdikan dirinya terhadap yang harus dilindunginya. Agak miris memang; Polisi gebuki orang yang mengingatkanya:

Bantul - Mashono Rio Kertonegoro (21) warga Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (21/8) menjadi korban pengeroyokan delapan orang oknum polisi hingga harus rawat inap di Rumah Sakit Hidayatullah Yogyakarta.

"Pengeroyokan tersebut dilakukan sekitar lima hingga delapan polisi lalu lintas, setelah sebelumnya saya mengingatkan seorang polisi agar tidak mengendarai sepeda motor sambil ber-SMS," kata Mashono saat ditemui di Rumah Sakit Hidayatullah Yogyakarta, Minggu (22/8).

Menurut dia, kejadian tersebut bermula saat dirinya melintas di Jalan Wonosari KM 12,5 tepatnya di sekitar Tegalyoso, Sitimulyo Piyungan. Dari arah barat yang tiba-tiba dikejutkan seorang polisi yang mengendarai sepedamotor sambil beraktivitas dengan telepon genggamnya hingga dirinya terpepet dan hampir terjatuh dari kendarannya.

"Saya terpepet dan polisi tersebut sepertinya tidak sadar dengan apa yang dilakukan, sehingga saya kemudian meminta agar dia tidak berkendara sambil ber-SMS," katanya.

Ia mengatakan, mendapat teguran darinya, oknum polisi tersebut mencoba untuk mengelak dan mengatakan bahwa dia tidak ber-SMS, melainkan hanya melihat tanda waktu yang ada di telepon genggam. "Pernyataan tersebut saya bantah karena oknum polisi tersebut jelas memakai jam tangan, jadi tidak cukup alasan jika hanya untuk melihat waktu," tuturnya.

Mashono mengatakan, bantahan darinya tersebut membuat oknum polisi marah dan mulai emosi. "Karena oknum polisi itu justru marah-marah maka saya kemudian mengancam akan melapor ke atasannya," ujarnya.

Ia mengatakan, kebetulan tidak jauh dari tempat kejadian itu jajaran Satlantas Polres Bantul sedang menggelar razia kendaraan bermotor dari arah berlawanan dan polisi yang diingatkan tersebut ternyata juga merupakan bagian dari petugas yang tengah melakukan razia.

"Saya kemudian mendatangi seorang perwira polisi berpangkat inspektur polisi dua (Ipda) yang tampak memimpin razia. Saya menyadari sepenuhnya bahwa berkendara sambil ber-SMS itu sangat membahayakan pengendara lainnya. Untuk itu, pimpinannya harus saya beritahu. Apalagi saya juga nyaris terjatuh gara-gara perbuatan itu," ungkapnya.

Terhadap perwira tersebut, Mashono kemudian mengatakan bahwa tindakan polisi yang berkendara sambil ber-SMS itu melanggar UU No 2 tahun 2009 tentang Lalu-Lintas. "Saya juga mengatakan kalau polisi tersebut tidak bisa beralasan melihat jam, sebab ditangannya sudah melingkar jam tangan," katanya.

Mashono mengatakan, entah kenapa tiba-tiba, polisi yang ber-SMS sambil berkendara ini kemudian memegang tangannya dan kemudian mendorongnya. "Saat ada yang berbuat kasar, saya meminta kepada perwira itu agar anak buahnya tidak kasar terhadap masyarakat. Namun perwira tersebut justru terlihat diam saja dan saya kembali dipukul dari belakang," katanya.

Bahkan setelah itu, sejumlah polisi juga melakukan pemukulan dari belakang sampai beberapa kali. "Setelah mendapatkan beberapa kali pukulan akhirnya saya ambruk dan perwira polisi tersebut baru melerai," katanya.

Kalau berbicara soal jasa dan hal yang baiknya, itu tidak perlu dibahas, karena memang sudah seharusnya. Nggak mungkin kan kita mengkritik perbuatan baiknya?! Hanya sebagai bahan renungan.
Blog, Updated at: 12:30:00 AM

0 comments:

Post a Comment

Silahkan, ditunggu komentarnya! ^^