Bagi perokok atau pun bukan, hal ini wajib diketahui oleh semua orang. Meski ada hukuman berat bagi siapa aja yang menghisap ganja, tapi benarkah Ganja lebih berbahaya dibanding Rokok? Dan cukupkah untuk rokok hanya dengan "Merokok dapat Menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi, dan Gangguan Kehamilan dan Janin"?
Sedikit tentang ganja. Ganja (Cannabis sativa) atau disebut juga marijuana merupakan tanaman budidaya yang sering disalahgunakan. Daunnya mengandung senyawa tetrahidrokanabinol (THC) yang memiliki efek psikoaktif atau dapat mempengaruhi saraf otak dan kondisi kejiwaan. Padahal ganja juga baik untuk kesehatan, asal tahu bagaimana cara memperlakukannya.
Daun ganja disalahgunakan dengan cara dirajang, dikeringkan lalu dibakar dan dihisap seperti daun tembakau. Efek yang paling khas saat menghisap daun ganja adalah euforia atau gembira hingga tertawa cekikikan tanpa sebab, lalu diikuti dengan halusinasi atau melihat hal-hal yang tidak nyata.
Tidak bisa dipungkiri, kebiasaan menghisap ganja juga bisa memicu efek jangka panjang. Dikutip dari Healthline, Minggu (13/3/2011), beberapa efek penggunaan ganja yang terus menerus adalah sebagai berikut.
1. Peningkatan risiko psikotik atau gangguan kejiwaaan kronis
2. Gangguan pernapasan dan kerusakan fungsi paru
3. Ketergantungan dan gejala putus obat (withdrawal symptom)
4. Gangguan memori dan konsentrasi.
Karena efeknya yang langsung memicu perubahan perilaku inilah, ganja selalu tampak lebih berbahaya dibanding rokok yang efek jangka pendeknya nyaris tidak ada kecuali hanya batuk-batuk bagi yang sensitif terhadap bau asapnya. Bahkan ada yang menganggap rokok justru bisa meningkatkan konsentrasi. Tapi bagaimana jika efek jangka panjangnya yang dibandingkan?! Akankah tembakau/rokok lebih aman dari ganja?
Sebuah penelitian yang melibatkan 320 relawan dan telah dipublikasikan dalam jurnal Thorax tahun 2007 menunjukkan, emphysema atau kerusakan paru-paru kronis justru lebih banyak dialami oleh para perokok tembakau dibandingkan pada pengguna ganja.
Di kelompok pengguna ganja yang tidak merokok, emphysema hanya diderita oleh sekitar 1 persen dalam jangka waktu 5 tahun. Bandingkan risikonya pada perokok berat, emphysema menyerang 19 persen dari perokok yang mengisap antara 15-20 batang/hari selama 1 tahun.
Legalitas tembakau merupakan salah satu alasan, sebab tidak adanya larangan membuat tembakau cenderung lebih sering dihisap dibanding ganja. Seorang perokok berat bisa menghisap hingga 15 batang/hari sementara pengguna ganja reguler sekalipun hampir tidak mungkin menghabiskan 5 linting/hari.
Namun dalam kaitannya dengan kesehatan paru-paru, tidak bisa disimpulkan bahwa ganja lebih sehat dibanding rokok. Sebab kenyataannya, hampir tidak ada pemakai ganja yang tidak merokok tembakau. Perkenalan dengan ganja umumnya dimulai dengan rokok, sehingga risikonya justru menjadi lebih tinggi.
Jadi sebenarnya Ganja (dihisap) ataupun Rokok, dua-duanya merupakan barang yang tidak mempunyai manfaat. Dan bagi orang yang bilang dengan alasan lain rokok itu bisa bermanfaat, itu hanya sugesti yang ditimbulkan aja.
Benarkah Ganja Lebih Berbahaya Dibanding Rokok?
Written By Alfarqy on Thursday, March 24, 2011 | 9:46:00 AM
Blog, Updated at: 9:46:00 AM
0 comments:
Post a Comment
Silahkan, ditunggu komentarnya! ^^