Pusat Perdagangan Orchard Road, Singapura Banjir

Written By Alfarqy on Thursday, June 17, 2010 | 9:19:00 AM

Pusat Perdagangan Orchard Road, Singapura Banjir - Mungkin bagi kita tidak asing kalau mendengar kota Jakarta kena banjir, karena memang sudah menjadi agenda tahunan. Tapi kabar banjir ini bukan berasal dari Jakarta, melainkan kota Singpura. Ini diakibatkan hujan deras sepanjang pagi dan memicu banjir di Orchard Road, pusat pertokoan modern di Singapura, Rabu (16/6).


Aktivitas di Singapura nyaris terhenti akibat banjir di Orchard Road yang merupakan urat nadi perdagangan dan jasa di negara pulau itu. Bahkan lantai dasar pertokoan Lucky Plaza yang kerap dikunjungi warga Indonesia untuk berbelanja ikut tergenang.

Sebanyak 70 penumpang mobil dan bus diungsikan regu penyelamat dari tengah banjir. Pertahanan Sipil Singapura mengatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Hujan lebat, dengan debit air mencapai 100 milimeter, turun selama dua jam. Menurut Badan Layanan Publik Singapura, debit curah hujan itu 60 persen di atas kondisi normal. Ketinggian air mencapai roda mobil sedan atau sekitar setengah meter.

Perempatan Scotts Road dan Orchard Road yang tergenang merupakan lokasi pusat perbelanjaan dan hotel mewah, seperti Marriott, Tangs Plaza, Shaw House, dan Shaw Centre.

Tidak jauh dari perempatan tersebut terdapat Kedutaan Besar Belanda, Kedutaan Besar Selandia Baru, bekas Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang kini menjadi pertokoan Wisma Atria, Takashimaya, dan sejumlah hotel mewah seperti Hilton, Pan Pacific, dan Four Seasons.

Perempatan itu berada di dekat Stasiun MRT Orchard, terletak sekitar 2 kilometer dari KBRI, yang berada di sebuah kaki bukit di Grange Road.

Tol Central Expressway juga ditutup karena sebuah pohon tumbang dan menambah parah kemacetan di Singapura.

Warga setempat mengekspresikan kesedihan, rasa terkejut, dan kecewa atas banjir di Orchard Road melalui dunia maya. Foto-foto dan komentar ditampilkan warga lokal dan ekspatriat di Singapura, yang pernah mengalami banjir tahun 1984.

Terkubur lumpur

Banjir besar juga melanda Perancis, China, dan Banglades akibat curah hujan di atas normal sepanjang hari.

Regu penyelamat Banglades berusaha mati-matian menyelamatkan ribuan warga korban tanah longsor yang terkepung banjir di Cox Bazaar, perbatasan dengan Myanmar. Sekurangnya 53 orang dilaporkan tewas akibat longsor. Korban diperkirakan bertambah karena banjir.

Banjir disebabkan curah hujan setinggi 120 milimeter tercatat sebagai yang tertinggi dalam tiga dasawarsa terakhir di Banglades.

Kepala Distrik Cox Bazaar, Giausuddin Ahmed, mengatakan, ribuan penjaga perbatasan dan regu penolong berusaha menembus daerah yang terisolasi.

Terdapat enam prajurit di antara 48 korban tewas akibat terkubur lumpur di Cox Bazaar. Sebanyak lima korban tewas lainnya terdapat di Distrik Bandarban.

Pusat Peringatan Banjir Banglades menginformasikan, sejak Selasa curah hujan setinggi 242 milimeter dalam sehari di kawasan tenggara.

Sekurangnya 5.000 warga mengungsi di pusat perlindungan atau sekolah-sekolah karena rumah mereka rusak akibat hujan.

Lokasi paling parah terkena musibah adalah Teknaf di perbatasan Myanmar yang merupakan pusat hunian pengungsi etnik Rohingya. ”Kami belum bisa mengerahkan bantuan karena terhambat hujan deras sejak kemarin hingga hari ini,” ujar Nazim Uddin, pejabat setempat.

Tanah longsor kerap melanda perbukitan di bagian tenggara Banglades yang hutannya telah habis ditebang.

12 orang hanyut

Masih terkait banjir, setidaknya 12 orang tewas akibat banjir di Lembah Var, kota Draguignan dekat Marseilles, yang terletak di pesisir Laut Mediterania. Sebagian besar korban tewas karena hanyut terbawa banjir.

Curah hujan mencapai 350 milimeter dalam beberapa jam menjadi penyebab banjir.

Sebanyak 1.850 anggota pemadam kebakaran, tentara, dan polisi yang dibantu 11 helikopter dikerahkan ke lokasi banjir. Terdapat sekitar 1.500 panggilan telepon dari warga yang meminta dievakuasi dari lokasi yang terkepung banjir.

Tim penyelamat juga terpaksa mengevakuasi 436 narapidana karena dua lantai bangunan penjara sudah terendam air.

7.000 rumah rusak

Di China, 35 orang tewas dan 49 orang hilang akibat banjir setelah hujan deras di Provinsi Sichuan, Provinsi Guangxi, dan Provinsi Fujian di China selatan.

Menurut kantor berita Xinhua, lebih dari 100.000 warga diungsikan dari rumah. Banjir telah merusak 7.000 rumah. Nilai kerugian diperkirakan mencapai 830 juta yuan atau sekitar Rp 1,1 triliun rupiah.

Bencana lain seperti tanah longsor diperkirakan akan terjadi di China. Pada hari Selasa (15/6), 23 pekerja tewas akibat sebuah bukit longsor di sebuah proyek konstruksi.

sumber: kompas.com
Blog, Updated at: 9:19:00 AM

0 comments:

Post a Comment

Silahkan, ditunggu komentarnya! ^^